SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MASJID AL-FUDHOLA TANJUNG PRIOK JAKARTA UTARA

Dalam kontek sejarah awal keberadaan masjid Al-Fudola berada di wilayah Pejongkoran yang saat ini daerah tersebut telah berubah menjadi terminal petikemas dan pelabuhan Tanjung Priok dikarenakan adanyanya perluasan pelabuhan tersebut pada saat itu. Karena adanya keperluan itulah maka masjid tersebut harus dipindahkan ke lokasi yang lain. Berkat usaha Haji Armin dan H. Muntaha dan beberapa tokoh masyarakat lainnya, maka pada tahun 1918 bangunan masjid tersebut dipindahkan ke jalan Dobo no.4 yang sekarang berubah menjadi jalan Timor Raya dan masjidnya berganti nama Attauhid yang berada di dalam penguasaan PT. Terminal Peti Kemas Koja.

Semenjak awal dipindahkannya masjid Al-Fudhola ke jalan Dobo hingga tahun 1950 kondisi bangunan masjid Al-Fudhola masih sangat sederhana sekali. pada saat itu masjid Al-fudhola lebih dikenal dengan sebutan masjid gang 18 atau masjid PKP (lapangan Pertamina). Dari semenjak itu hingga tahun 1953 terjadi silih bergantinya kepengurusan dalam tubuh masjid ini dikarenakan adanya para pengurus yang wafat dan lain sebagainya. Pada tahun tersebut (1953) kepengurusan dipegang oleh KH.Syafi'i dan kawan-kawan hingga tahun 2009.(sampai pindah ke kampung beting).

Selama dipegang oleh KH.Syafi'i dan kawan-kawan seperti H. Ya'kub, KH.Syatibi, H. Uding Syamsuddin dan diperkuat Oleh Al-Habib Syekh Al-Jufri serta dipublikasikan secara penuh oleh Radio Agustina maka semua kegiatan masjid Al-Fudhola dapat didengar dan diketahui seraca langsung oleh masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya dan ditambah lagi dengan tempatnya yang cukup strategis. Oleh Karenanya tidaklah mengherankan jika masjid Al-Fudhola mengalami kemajuan yang cukup pesat dengan berbagai macam kegiatan yang banyak bersentuhan langsung dengan masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.

Untuk lebih meningkatkan kegiatan masjid Al-Fudhola, maka pada tanggal 1 Agustus 1978 maka dibuatlah Yayasan Al-Fudhola untuk menaungi berbagai macam kegitan yang ada di masjid Al-Fudhola. Kemajuan masjid Al-Fudhola dengan yayasannya ini terbukti dengan akan didirikannya pesantren Al-Fudhola di kampung Walang diatas tanah aset miliknya yang cukup luas (sekarang menjadi kantor pajak).

Pada tahun 1994 terjadi ketidak sepahaman antara pendiri yayasan Al-Fudhola dengan adanya rencana tempat pemindahan masjid Al-Fudhola yang saat itu dipastikan terkena perluasan Terminal Peti Kemas Koja (TPK.Koja). Cita-cita Pendirian pesantren akhirnya kandas di tengah jalan karena adanya ketidak sepahan antar pendiri yayasan Al-Fudhola tersebut yang menharuskan adanya pembagian aset yayasan Al-Fudhola termasuk yang akan dibangun pesantren .

Semenjak terjadinya ketidak sepahaman itulah kegiatan masjid Al-Fudhola dengan yayasannya terus mengalami penurunan yang cukup parah hingga kepindahannya ke kampung Beting secara total pada tanggal 28 Desember 2002 dan pada tahun 2009 kepengurusan yayasan Al-Fudhola berpindah ke tangan H. Sofyan Sidik putra dari H. Syafi'i, hingga periode inipun masjid Al-Fudhola belum mampu bangkit dari kejayaannya.